By Admin, 17 September 2025
Peran perempuan dalam perekonomian Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Data Kementerian Koperasi dan UKM (2024) mencatat, jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai 64,2 juta unit dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07%. Menariknya, lebih dari 64% di antaranya dikelola oleh perempuan. Artinya, sekitar 41 juta pelaku usaha perempuan menjadi garda terdepan dalam menggerakkan roda ekonomi nasional.
Tantangan Literasi dan Inklusi Keuangan
Meski kontribusinya begitu besar, tantangan yang dihadapi perempuan Indonesia masih cukup signifikan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2025 menunjukkan, tingkat literasi keuangan perempuan (65,58%) masih lebih rendah dibandingkan laki-laki (67,32%). Hal serupa juga terlihat pada literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih jauh tertinggal dibanding keuangan konvensional.
Kesenjangan ini menjadi alarm penting. Perempuan yang sehari-hari memegang peran sebagai pengelola utama keuangan keluarga sering kali belum memiliki akses dan pengetahuan yang memadai untuk membuat keputusan finansial jangka panjang.
Perempuan sebagai Pengelola Utama Keuangan Keluarga
Dalam banyak rumah tangga, perempuan memegang kendali atas arus kas keluarga. Mulai dari mengatur kebutuhan harian, menabung, menyiapkan dana pendidikan anak, hingga memastikan adanya perlindungan finansial bagi keluarga. Jika perempuan memiliki literasi keuangan yang kuat, maka setiap keputusan finansial yang diambil akan berdampak positif pada kesejahteraan keluarga. Lebih dari itu, perempuan dengan kemampuan finansial yang baik juga mampu mengembangkan usaha yang berkelanjutan, membuka lapangan kerja, dan memperluas dampak ekonomi bagi komunitas di sekitarnya.
Melihat kondisi ini, berbagai pihak baik pemerintah, organisasi masyarakat, maupun sektor swasta terus mendorong program literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan. Edukasi seputar perencanaan keuangan, investasi, hingga proteksi baik berbasis syariah maupun konvensional menjadi salah satu kunci agar perempuan semakin berdaya dan mandiri secara finansial.
Dengan akses yang setara, perempuan Indonesia tidak hanya menjadi penggerak ekonomi keluarga, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi bangsa.
Menuju Generasi Perempuan yang Berdaya
Pada akhirnya, perempuan bukan hanya penopang rumah tangga, tetapi juga pilar penting bagi keberlanjutan ekonomi nasional. Dengan literasi dan inklusi keuangan yang semakin baik, mereka mampu melahirkan generasi yang lebih sejahtera, tangguh, dan berdaya saing.