Kamila Andini Jadi Oscar Voter: Langkah Besar Sinema Perempuan Indonesia ke Panggung Dunia

By Admin, 04 Juli 2025

Sunset in the mountains

Forka Films dengan penuh kebanggaan mengumumkan bahwa Kamila Andini, sutradara di balik Yuni, Before, Now & Then (Nana), dan Gadis Kretek, resmi terpilih sebagai anggota Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) tahun ini menjadikannya sutradara film panjang perempuan pertama dari Indonesia yang mendapat kehormatan ini.

Bersama sederet nama besar dunia seperti Ariana Grande, Jason Momoa, dan Kieran Culkin, kehadiran Kamila menjadi angin segar bagi representasi Asia, khususnya Indonesia, dalam percakapan global tentang film. "Menjadi bagian dari Academy bukan hanya prestasi pribadi, tapi juga langkah penting untuk membawa cerita kita perempuan Indonesia ke panggung global," ujar Kamila.

Membawa Cerita Indonesia ke Kancah Internasional

Sunset in the mountains

(Sumber : epaper.mediaindonesia.com)

Sejak awal, Kamila dikenal karena kepiawaiannya mengangkat isu-isu sosial, budaya lokal, perempuan, dan komunitas adat lewat pendekatan sinematik yang puitis namun membumi. Karyanya selalu berbicara dalam bahasa visual yang kuat dan menggugah empati penonton lintas negara.

Sebagai mitra kreatif Forka Films, Kamila telah berperan penting dalam membentuk identitas sinema Indonesia yang kaya akan nilai dan keberagaman. "Keterpilihan Kamila adalah pencapaian besar, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga untuk sinema Asia Tenggara. Ia membawa perspektif yang unik dan penting dalam lanskap perfilman dunia," kata Ifa Isfansyah, CEO Forka Films.

Dari Ruang Kuliah ke Festival Dunia

Sunset in the mountains

(Sumber : cinemags.org)

Lahir di Jakarta pada 6 Mei 1986, Kamila mengenyam pendidikan di Deakin University, Australia, di bidang Sosiologi dan Media Arts. Latar belakang ini memperkuat visinya sebagai sutradara yang peduli pada isu lingkungan, kesetaraan gender, dan budaya lokal tema-tema yang konsisten hadir di film-filmnya.

Debut panjangnya The Mirror Never Lies (2011) menyoroti kehidupan suku Bajau dan menyabet berbagai penghargaan internasional. Disusul oleh The Seen and Unseen (2017), Yuni (2021), hingga Before, Now & Then (2022) yang memenangkan Silver Bear di Berlinale.

Tentang Forka Films

Sunset in the mountains

(Sumber : Instagram @forkafilms)

Didirikan sejak 2001 (dulu dikenal sebagai Fourcolours Films), Forka Films adalah rumah produksi yang sudah melahirkan banyak karya yang bersinar di festival internasional. Beberapa film penting produksi Forka Films antara lain:

  • Siti (Telluride 2015)

  • Turah (Wakil resmi Indonesia untuk Oscars 2018)

  • Memories of My Body (Venice Orizzonti 2018)

  • Yuni (Platform Prize, TIFF 2021)

  • Cigarette Girl (Best Mini Series, Seoul Drama Awards 2024)

Melalui visi kuat dan dukungan terhadap para talenta lokal, Forka Films terus menjadi pendorong utama kemajuan sinema Indonesia di kancah global.