By Admin, 04 September 2025
Di tengah memanasnya suhu politik dan maraknya aksi demonstrasi, sebuah pemandangan yang tak biasa namun penuh makna terlihat di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Ratusan perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia (API), dengan seragam serba pink dan sapu lidi sebagai simbol perlawanan, turun ke jalan menyuarakan keresahan mereka. Aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” ini bukan sekadar protes biasa, melainkan sebuah pernyataan tegas bahwa ruang demokrasi harus tetap hidup tanpa intimidasi.
Aksi yang digelar pada Rabu, 3 September 2025, ini menjadi sorotan karena keberanian para perempuan yang berani tampil beda. Baju pink, yang biasanya diasosiasikan dengan kelembutan, kini menjadi simbol keberanian dan kekuatan untuk menghadapi tindakan represif aparat. Sementara itu, sapu lidi yang mereka bawa melambangkan tekad untuk "menyapu bersih" kekerasan aparat dan pemborosan uang rakyat yang dinilai tidak adil.
Menuntut Keadilan dan Penghentian Kekerasan
(Sumber : voi.id)
Salah satu tuntutan utama API adalah penghentian kekerasan yang dilakukan aparat terhadap demonstran. Hal ini bukan tanpa alasan. Mereka menyoroti kasus tragis yang menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob saat sedang mengantar pesanan makanan. Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa kekerasan aparat tidak hanya menargetkan demonstran, tetapi juga warga sipil yang tidak terlibat.
API juga menuntut pembebasan seluruh demonstran yang ditangkap tanpa syarat, serta dihentikannya kriminalisasi terhadap para aktivis, jurnalis, dan pendamping hukum. Mereka mendesak agar TNI dan Polri ditarik dari pengamanan sipil, dan mengembalikan militer ke barak. Tuntutan ini sejalan dengan data yang dirilis oleh YLBHI, yang mencatat lebih dari 3.000 orang ditangkap dan 10 korban tewas dalam serangkaian demo yang terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Suara yang Semakin Menguat Perjuangan untuk Demokrasi
(Sumber : detik.com)
Kehadiran API di garis depan unjuk rasa menunjukkan bahwa isu kekerasan dan penegakan hukum adalah masalah bersama, bukan hanya bagi para aktivis. Ini adalah wujud nyata dari keberanian politik perempuan yang tak kenal takut. Mereka mengingatkan pemerintah bahwa hak konstitusional warga negara untuk bersuara dan menyampaikan pendapat di muka umum harus dijamin sepenuhnya tanpa intimidasi.
Aksi ini juga menjadi pengingat bagi seluruh elemen masyarakat bahwa perjuangan untuk ruang demokrasi yang aman dan adil harus terus digaungkan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, suara-suara perlawanan yang diwakili oleh para perempuan berbaju pink ini telah membuktikan bahwa keberanian dan solidaritas dapat menjadi kekuatan terbesar untuk membawa perubahan.