By Admin, 20 Oktober 2025
Kanker payudara bukan hanya persoalan medis. Ia adalah perjalanan panjang tentang keberanian, harapan, dan perjuangan hidup. Di balik setiap angka statistik, ada kisah nyata dari perempuan yang berjuang namun tetap memilih untuk tidak menyerah. 
 
Penelitian dari HelloSehat menunjukkan bahwa pola makan yang kaya serat mampu mengurangi risiko kanker payudara hingga 15 persen. Serat dari buah dan sayur membantu tubuh melawan sel abnormal penyebab kanker serta menjaga keseimbangan hormon. 
 
Sayuran seperti brokoli, kubis, dan kembang kol mengandung glukosinolat, senyawa alami yang mampu menghambat pembentukan pembuluh darah tumor. Sementara sayuran hijau gelap seperti kale dan bayam kaya akan antioksidan yang melawan efek radikal bebas.
Kekuatan dari Alam: Nutrisi Pencegah Kanker 
 

Buah berwarna cerah seperti wortel, tomat, dan jeruk mengandung karotenoid tinggi yang berperan sebagai antioksidan kuat. Sementara buah beri, kedelai, dan minyak zaitun juga termasuk dalam daftar makanan pencegah kanker yang direkomendasikan banyak ahli. 
 
Minyak zaitun, misalnya, mengandung omega-3 yang dapat menekan peradangan salah satu pemicu utama kanker. Begitu pula dengan kedelai yang kaya akan isoflavon, terbukti secara ilmiah menurunkan risiko kanker hingga 10 persen.
Gaya Hidup: Kunci Utama Pencegahan
Menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, risiko kanker payudara meningkat pada mereka yang obesitas, kurang olahraga, serta sering merokok atau mengonsumsi alkohol. 
 
"Faktanya, tidak perlu menunggu nanti. Sore ini pun bisa jadi awal perubahan," pesannya. Mulailah dengan langkah kecil seperti berjalan kaki 30 menit sehari, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, serta berhenti merokok dan alkohol.
Deteksi Dini, Langkah Menyelamatkan Hidup 
 

Sayangnya, di Indonesia 70 persen kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, peluang sembuh bisa mencapai 90 persen. Karena itu, penting bagi setiap perempuan untuk rutin melakukan pemeriksaan payudara mandiri (SADARI) dan pemeriksaan medis secara berkala. 
 
Dr. Siti Nadia Tarmizi dari Kementerian Kesehatan mengingatkan bahwa kanker payudara kini juga banyak menyerang perempuan muda, bahkan di usia 20-an. Deteksi dini bukan pilihan melainkan kebutuhan.
Cinta Diri, Cinta Kehidupan
Kanker payudara bukan akhir dari segalanya. Ia adalah pengingat agar kita lebih peduli pada tubuh, lebih berani menghadapi ketakutan, dan lebih tulus mencintai diri sendiri. 
 
Di bulan penuh kepedulian ini, mari kita suarakan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini. Karena setiap langkah kecil menuju kesehatan adalah bentuk cinta untuk diri kita sendiri, dan untuk masa depan yang lebih panjang.
Selamat Hari Kanker Payudara Sedunia 💗